Jumat, 12 Oktober 2012

Tingkatan Daya Dari Resistor

panas di hasilkan(di keluarkan) di dalam resistor saat arus listrik melaluinya, dan hal ini tidak dapat di hindari. panas ini biasanya merupakan gangguan dari rangkaian listrik, namun ini dapat di gunakan dalam solder listrik, lampu filamen pijar, pemanas, dan sejenisnya. panas ini menunjukkan adanya pengubahan energi listrik menjadi energi panas. seperti semua bentuk energi, energi panas di ukur dalam joule. rata-rata panas yang di hasilkan dalam resistor di ukur alam joule per detik dan sama dengan daya listrik yang di hasilkan di dalam resistor yang di ukur dengan watt.

jadi, daya (watt) = tingkat energi yang di hasilkan (joule per detik) atau W = J/s.

satuan daya listrik watt, di gunakan untuk memperkirakan tingkatan energi dari semua tipe peralatan  listrik, dari solder (misalnya 20 W) hingga generator daya (misalnya 10 MW), dari panel surya pesawat ruang angkasa (misalnya 2 KW) hingga resistor (misalnya 250 mW). untuk sebuah resistor, kita mudah menghitung daya listrik yang keluar dalam bentuk panas. hal ini dinyatakan dalam persamaan :

watt = volt x amp atau W = V x I

dalam persamaan ini, V adalah p.d(potencial different) yang melewati resistor dan I adalah arus listrik yang melewati resistor saat p.d(potencial different) -nya sebesar 5 V, panas yang di keluarkan hambatan adalah:

5V x (10/1000) A = 0,05 mW

ingatlah bahwa umumnya daya listrik yang di keluarkan oleh resistor, dan komponen lain, dalam satuan miliwatt (mW), karena biasanya kurang dari 1W. sekarang, untuk mempermudah kita mengukur besarnya arus yang mengalir melalui resistor, lebih baik untuk menggunakan rumus : V= I x R atau I= V/R.
dan persamaan daya menjadi W = V x I = V x V/R = V pangkat 2/R.

kedua besaran ini, V dan R dapat di ketahui: R di dapat dari kode warna pada resistor, atau dari ohmmeter dan V dari voltmeter. jika kalian kebetulan mengetahui nilai arus listrik yang melewati resistor, maka gunakanlah bentuk alternatif persamaan daya berikut ini:

W = V x I = I x R x I = I pangkat 2 x R

resistor, baik nilai-tetap maupun variabel, di hitung berdasarkan nilai maksimal panas yang dapat di hasilkan di dalamnya. jika melebihi tingkatan ini, biasanya resistor akan rusak karena panasnya sendiri. dan peringatan yang sama juga berlaku untuk peralatan elektronika lainnya, misalnya transistor dan diode yang memiliki tingkat penyimpanan daya maksimal. resistor serba-guna mamiliki rata-rata 1/4 W (250 mW), 1/2 W (500 mW), 1 W, dan 2 W. untuk sebagian besar penerapan yang di bahas dalam artikel ini, resistor saput-karbon atau saput-logam 250mW sesuai untuk di gunakan, walaupun tidak ada salahnya menggunakan resistor ini dalam tingkat yang lebih tinggi.

misalkan sebuah resistor sebesar 1 Kilo ohm di gunakan dalam rangk,aian di mana p.d yang melewatinya adalah 116V. daya yang di keluarkan hambatan itu adalah:

W = V pangkat 2/R = (16)pangkat 2/1 kilo ohm = 256/10 pangkat 3 = 250 mW.

jadi, resistor sebesar 250 mW cukup memadai dan kita bisa memperkirakan bahwa biala di sentuh akan terasa hangat. sebuah resistor bertipe 500 mW akan lebih dari cukup untuk mengeluarkan panas sebesar ini.

semoga bermanfaat.............




Tidak ada komentar:

Posting Komentar

thanks for the comment